Sunday, November 4, 2012

Tentang ASKES

Nyela postingan sebelumnya yaitu tentang hari dimana seorang pegawai bolos...(masih sambil nguprade si SOLA)

Kalo mau cerita semuanya tentang askes, tentu aku gak pas.. cuma share pengalaman proses bikin kartu ASKES..

Namanya PNS, udah ada sebuah potongan di dalam struktur gajinya bernama IWP (iuran wajib pegawai, 10%) yang salah satunya ada pos buat ASKES (besarnya 2% kalo gak salah) dan TASPEN. tapi gak usah bahas TASPEN dulu deh, kapan-kapan aja (kalo inget)..

Nah karena udah ada pos potongan gaji buat ASKES (terlepas dari hukum syariah tentang asuransi, silahkan mengambil pilihan sendiri-sendiri), sayang kalo masalah ASKES ini gak diurus oleh seorang PNS. Masak udah dipotong gak dipake, merasa membuang-buang uang. Soalnya dari beberapa pengalaman waktu kecil dan berurusan sama rumah sakit dan pengalaman pribadi baru-baru ini, ASKES yang ada lumayan membantu. walau untuk PNS golongan II (yang katanya gak terlalu banyak membantu).

Aku seorang pegawai dengan status perantau (dan status single pastinya.. :p). KTPku masih Palembang. Jadi awalnya bingung ketika mengurus askes untuk diri sendiri. Pada saat itu aku masih ber-askes dari askes ibu, dan seharusnya udah gak bisa masuk lagi, dan harusnya masuk ke jatah adikku. Setelah tanya-tanya, akhirnya dibilang bahwa kalo statusnya perantau, bisa menggunakan Surat keterangan dari RT dimana kost berada.

Kalo gak salah, dulu waktu ngurus itu syaratnya, SK PNS, SK Pangkat terakhir, Formulir pendaftaran bertandatangan atasan, Foto 3x4 (atau 2x3 ya?), surat keterangan RT setempat, fotokopi daftar gaji berlegalisir, dan NO FEE. (Kalau ada  informasi yang kurang mohon maaf ya, kapasitas STM lebih besar daripada LTM). Dulu ngurusnya itu bareng-bareng temen kantor yang domisili Jakarta Pusat. Kenapa yang domisili Jakarta Pusat saja? Jadi diberitau (dari orang askes kalo gak salah dulu), ngurus ASKES itu berdasar domisili. jadi yang tinggal di Jakarta Pusat itu ngurusnya di cabang Jakarta Pusat, kalo KTP atau kostnya tangerang, ngurusnya di ASKES cabang Tangerang. Nah untuk Jakarta Pusat, itu ngurusnya bukan yang di Cempaka Putih ternyata, tapi di Matraman.

Sampai di Kantornya, ada beberapa meja pelayanan layaknya kantor pelayanan dimana-mana, tapi bukan berupa loket kaca gitu. Seperti di pelayanan KPP gitu deh. Dengan senyum manis, mbak petugasnya (seingetku yang ngelayanin wanita atau mas-mas ya..??) menanyakan tujuan dan menjawab beberapa pertanyaan serta meminta berkas yang dibutuhkan untuk membuat kartu ASKES. Setelah semua diserahkan, masing-masing yang mengajukan ditanya alamat rumah/kost dan mau rujukan ke puskesmas mana. Ternyata di Jakarta ini, satu alamat rumah bisa banyak banget pilihan puskesmas di dekatnya, jadi harus memilih satu. Selesai proses tanya jawab, ternyata pembuatan Kartu ASKES itu sangat simpel.

Di dekat meja pelayanan itu telah ada beberapa amplop yang berisi beberapa selebaran dan kartu ASKES siap pakai. Mungkin mirip pas dulu membuat kartu ATM yang praktis (tanpa nama). Bedanya dengan kartu ATM itu, kartu askes ini dimasukkan ke alat cetak dan di scan barcode-nya. Keluar dari alat cetak ini, kartu tersebut sudah tercetak nama lengkap dan tanggal lahir, praktis. Selesai administrasi, menandatangani tanda terima pengambilan kartu, dan kartu telah dimiliki dan siap dipakai. Kalo dihitung mungkin cuma beberapa menit (sekitar 5menit)..

So, bagi teman-teman semua yang PNS, ngurus ASKES itu simpel kok gak ribet. Mungkin ada yang terlintas, "ah belum berguna", "males ngurusin, lama ribet", "keluar duit tar" atau "gak terlalu terasa fungsinya", ya itu pikiran masing-masing sih.. disini aku cuma ngasih tau aja, menurut pengalaman ngurusnya itu simpel dan mudah. Dan soal kegunaan, kita gak tau kapan kita sakit, atau mungkin tak semua orang mampu membayar. Dan ketika kemarin berurusan dengan RS, aku bener-bener ngerasa beruntung sudah ngurus askes. walau yaaaaa... ada beberapa yang gimana gitu pas berurusan di RS-nya, tapi bukan masalah besar menurutku...:))


"..Tak semua birokrasi dan administrasi itu lama dan menyusahkan.." -arie, 18 tahun, laper tengah malem.

3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Saya sendiri sudah menggunakan BPJS utk operasi hidung kemarin. Tapi yah masih ada kelemahan di sana sini. Yah namanya juga masih baru. Mudah2an ke depan bisa lebih baik. Makasih ya udah sharing.

    ReplyDelete